Tuesday 22 June 2010

Fakta Burung Hantu

Populasi Burung hantu atau sebagian masyarakat memanggilnya dengan nama celepuk sudah tidak sebanyak dua dasawarsa lalu. Pengembangan kota dan perburuan menyebabkan burung hantu tersingkir dan mereka bermigrasi ke kawasan hutan. Di Indonesia sendiri, tepatnya di Pulau Jawa dan Bali, terdeteksi sekitar 13 jenis burung hantu seperti celepuk merah dan celepuk gunung namun jumlahnya tidak diketahui secara pasti. Saat ini lebih mudah menemukan burung hantu di pasar burung daripada di alam liar. Mereka diperdagangkan dengan harga antara 100 ribu hingga 700 ribu. Beberapa bahkan sudah termasuk kategori langka. Bisa dipastikan burung hantu yang diperjual belikan adalah tangkapan alam. Burung tipe ini dicirikan dengan sifatnya yang liar dan tidak mudah menerima makanan. Perlu kesabaran dari pemilik untuk melatih beradaptasi.

Tak banyak yang tahu kalau burung hantu bisa dijinakkan. Akan lebih mudah lagi jika burung ini telah dipelihara sejak kecil. Mereka dikondisikan untuk makan hanya dari pemberian pemiliknya, sehingga karena begitu tergantung pada tuannya, burung hantu tidak memerlukan sangkar. Cukup diikat pada batang besi burung hantu tidak akan berusaha kabur dari rumah anda. Apalagi pada siang hari, burung hantu semakin enggan untuk terbang. Pupil matanya yang terlampau besar menyebabkan burung hantu silau pada cahaya dan tidak dapat melihat dengan baik pada siang hari.

Burung hantu memiliki keunikan dibanding jenis burung lainnya. Mereka sering dikaitkan dengan beberapa hal mistis. Ada yang mengganggap burung hantu adalah burung pembawa sial, atau ada juga yang mengkaitkan sebagai peliharaan penyihir. Namun dibalik citra negative tersebut burung hantu tetap memiliki keindahan. Mereka memiliki bentuk wajah yang tidak seperti kebanyakan unggas lainnya. Berwajah datar, sebagian besar berbentuk bulat seperti lempengan dan mata menghadap ke depan. Paruh burung hantu menyerupai elang hanya saja lebih pendek. Hal terebut sesuai dengan peruntukkannya sebagai hewan pemakan daging. Dia alam lepas, burung hantu memakan hewan kecil seperti tikus sawah, kadal, serangga dan ular. Namun saat sudah berada di sangkar, burung hantu diberi tikus putih, jangkring maupun lele. Kaki burung hantu juga dipersenjatai dengan kuku tajam yang digunakan untuk mencengkram batang pohon saat memakan mangsanya.

Ukuran fisik burung hantu termasuk dalam kelas menangah. Tingginya berkisar 15—80 cm tergantung dari jenisnya. Bobotnya 5—4.200 gram. Matanya berukuran besar dan bulat. Dengan indera tersebut, burung hantu sangat mudah mendeteksi mangsanya dimalam hari. Mereka memiliki ketajaman penglihatan 50 hingga 100 kali manusia tetapi masih kalah dibandingkan burung elang. Burung hantu menelan utuh mangsanya kemudian beberapa sisa seperti bulu dan tulang kemudian dimuntahkan kembali. Salah satu momen yang paling ditunggu kalangan hobiis adalah saat menyaksikan burung hantu kesayangannya menyantap pakan hidup yang diberikan.

Burung hantu bertelur setiap 5 bulan. Mampu bertelur hingga 10 butir tergantung ukuran fisik dan jenisnya. Namun burung hantu bukanlah tipe burung yang pandai merawat telurnya. Rata-rata hanya setengahnya yang berhasil menetas. Seperti kebanyakan burung ukuran besar, betina bertugas mengerami selama 5 minggu. Sedangkan pejantan ada disekitar sarang untuk berjaga sekaligus mencari makanan. Sebagai burung malam, burung hantu akan membuat sarang di daerah yang gelap. Sering ditemui burung hantu tinggal di gudang gudang beratap tinggi atau pohon pinggir hutan. Warna bulu burung hantu bermacam macam tergantung kondisi alam tempat tinggal. Di Asia, burung hantu didominasi warna gelap dan kusam seperti coklat maupun hitam, Di Eropa burung hantu lebih terang dengan motif putih atau abu abu muda.
Pada era orde baru, burung hantu dioptimalkan fungsinya sebagai hewan predator tikus. Di Beberapa kawasan pertanian dilepaskan burung hantu untuk menjaga sawah. Seekor burung hantu memiliki area berburu hingga 10 hektar. Karena memiliki mata yang tajam dan bulu sayap yang sangat halus, burung hantu begitu mudahnya mencari mangsa. Bulu sayapnya yang halus membantu seekor burung hantu terbang tanpa suara. (bersambung)

untuk lebih mengenalkan dunia pet diperkenankan untuk mempublikasikan kembali artikel ini dengan mencantumkan URL http://www.petsgaleri.com

Last Updated (Friday, 26 February 2010 13:41)

No comments:

Post a Comment